Rabu, 06 Maret 2013

MO -- Sulawesi Selatan bukan cuma Bugis dan Makasar. Bukan pula Tana Toraja yang ada di Rantepao. Masih banyak yang menarik untuk dilihat, salah satunya yakni Mamasa (1150 m). Kota kecil yang sudah menjadi kabupaten ini adalah daerah gunung, hutan dan sungai, dalam ikatan kekerabatan dengan adat Toraja, tapi  "bukan toraja pada umumnya".

Mendatangi tempat ini seperti surga bagi yang gemar trekking, hiking, rafting, dan bisa juga mountain-biking, atau mau menjajal bawa mobil via jalan poros Sulawesi yang terkenal dengan jurang dalamnya dan rute yang "hancur". Bagi yang merasa shape-up, dan suka outdoor activities, inilahtempat yang cocok buat mereka. Daerah masih perawan ini nyaris belum di "ubek ubek" secara membabi buta.

Perjalan kemari cukup lama dan melelahkan. Dari  Makasar larikan mobil kearah kota penghasil beras Pinrang dan tancap terus melalui jalan mulus hingga kekota Polewali (waktu tempuh 5 jam). Rute ini adalah daerah dataran rendah melewati bibir pantai yang berudara panas garang.

Setelah lewat Pinrang tetap pacu kendaraan menuju Polewali.  Dari sini, belok masuk menanjak tajam, jalan rusak semi permanen ke Melabu dan terus mentok di Mamasa selama 4 jam lebih . Dengan lama perjalanan seperti itu dan kondisi jalan "hancur" dari  Polewali ke Mamasa, ada baiknya tidak membawa anak kecil karena akan membuat mereka kelelahan dan menderita.

Perjalanan paling berat terasa ketika lepas dari Polewali menuju Mamasa. Panjang jalan yang hanya 90 km itu terasa amat lambat dan cukup berat karena kondisi jala yang tidak bagus. Rute Polewali ke Mamasa juga jarang dijumpai rumah penduduk, tidak ada warung, tidak ada pom bensin, dan udara terasa kian dingin dan dingin ketika posisi ketinggian makin naik kepegunungan.Karena itu, sangat disarankan utk mengisi penuh bahan bakar di Polewali sebelum belok masuk.

Selain terkenal dengan alam perawannya dan udara yang dingin menyengat, Mamasa juga dianggap sebagai pusat kekuatan mistik terbesar bagi etnis Toraja. Banyak orang Toraja mengakui bahwa mereka segan jika berhadapan dengan kekuatan mistik Mamasa yang dianggap lebih hebat dari apa yang ada dalam khasanah ilmu gaib orang Tator.

Kabar kehebatan mistik orang Mamasa memang kondang, selama disana cerita itu juga terdengar dan diutarakan dengan gaya biasa saja. Salah satunya yang terkenal adalah membangkitkan mayat dari kematiannya dan disuruh berjalan sendiri.  Ratusan tahun silam, banyak orang Mamasa pergi merantau memotong gunung dan hutan. Dalam perantauan bisasaja terjadi salah satu kawan dalam perjalanan mendadak meninggal dunia.

Karena kondisi alam yg berat melewati hutan dan gunung, maka teman-teman (yang masih hidup) bisa membawa pulang si mati dengan membuat upacara pembangkitan mayat. Dan jadilah mayat itu berjalan sendiri pulang kerumahnya, melewati hutan dan jurang berhari hari !

Sesampainya dikampung halaman, mayat itu disambut dengan upacara tertentu. Setelah itu si mayat didudukan didalam rumahnya hingga beberapa hari kemudian sebelum dikuburkan. Urusan "bangkit-membangkitkan" mayat ini bukan cuma kepada manusiasaja . Binatang seperti kerbau yang sudah dipotong kepalanya dan dikuliti habis, masih bisa dibuat berdiri dan berlari kencang, mengamuk kesana sini! 

Bedanya, jika membangkitkan mayat manusia itu bertujuan untuk kebaikan, sedangkan jika membuat kerbau tanpa kepala mengamuk adalah kerjaan orang berilmu yang iseng hendak mengacau sebuah pesta dirumah orang lain karena dendam pribadi.  Gileee,.. serem. 

Kamis, 03 Juni 2010

rindu

rindu

kujahit rintihan hati pada awan2 yang bergerak
oleh hempasan angin cinta........
cinta yang telah menusuk dinding-dinding dalam tautan rasa
adakah insan yang mendengar kecamuk ini ataukah ........memang hanya mimpi!!
mungkinkah hujan meneteskan bulir-bulir cintanya untuk mengobati dahaga ini
inilah aku yang merindu

Minggu, 23 Mei 2010

perjalanan cinta

sejak terbentuknya bundaran bumi ini

Kamis, 20 Mei 2010

puisi-puisi

Negeriku

telah terinjak budayaku
terhempas pada arus yang tak ada senyum
kebebasan, kekerasan dan..............
yang berlebihan

pagi ini ..............
kulihat budayaku dipinggir aspal negeri ini
dilibas oleh zaman yang bergerak
akankah budaya ini maasih jadi indentitas

tergantung.......

penghuni-penghuninya

mamasa, 21 mei 2010




ARUS

Tarian budaya berhembus dari barat
mengeruk sisa-sisa peradaban timur
yang indah........
namum..
nostalgia akan memelihara peradaban itu

anak-anak negeri ini telah terbius
bolelah terbius
tapi.............
jangan sampai sakau..............



Rabu, 19 Mei 2010

puisi

global warming

mentari tertidur diatas daun kerontang
mentari bermimpi diatas aspal-aspal beton negeri tropis
suhu kian menanjak
setiap detik yang berjalan

kiniiiiiiiiiiiiiii
mentari tak lagi bersahabat
bumiku tak lagi hijau
buliku sudah kerontang seperti daun-daun yang dulu hijau

ini ............
adalah ulah manusia
ulah para egois yang terlampau
sunguh.....
ngeri masa ini


mamasa, 19 mei 2010

Mamasaku